
Minggu pertama musim gugur. Suhu udara kembali normal 15-25oC. Hujan gerimis (orang Geelong menyebutnya
spitting) juga mulai turun. Walaupun hanya beberapa puluh milimeter tetapi cukup untuk meredakan kebakaran yang menghanguskan Victoria dalam 3 minggu terakhir (lihat cerita tentang kebakaran di postingan
Bushfire). Karena pemerintah mengumumkan bahwa kebakaran sudah reda, hari minggu ini kami jalan-jalan ke Ballarat - 90 km dari Geelong ke arah barat laut.
Driving di Midland Highway A300 cukup menyenangkan, jalanan sepi sehingga kami dapat menikmati pemandangan dengan leluasa. Karena kekeringan, hanya kebun anggur yang tampak hijau. Hamparan padang rumput di peternakan sapi dan domba telah kering meranggas berwarna kuning kecoklatan. Tak heran sangat mudah terbakar. Apalagi pada saat musim panas ketika angin kencang dan suhu mencapai 45oC.

Setelah menempuh perjalanan selama 75 menit, kami tiba di kota Ballarat. Ballarat berasal dari bahasa Aborigin yang berarti tempat peristirahatan. Tujuan pertama kami adalah Begonia Festival di Botanical Garden. Ada 500 Begonia dari 150 varietas yang dipamerkan. Agak berbeda dengan Begonia koleksi Ibu di Malang yang tidak satupun berbunga, Begonia yang ada di pameran ini berbunga warna-warni ada merah, pink, orange, kuning, putih. Mungkin Begonia koleksi Ibu adalah varietas evergreen yang memang tidak berbunga. Gimana ya caranya ngirim Begonia dari Ballarat ke Malang? Ibu mertua pasti senang dapat tambahan koleksi Begonia. Kalo lihat photo Begonia yang warna-warni, Ibu mertua pasti langsung pengin ke Geelong. "Untung" Ibu mertua gaptek, gak pernah berkunjung ke blog ini. Jadi gak perlu repot-repot ngantar ke Ballarat, he...he.

Kami juga sempat naik tram “keliling” Lake Wendouree. Kebetulan hari ini tram gratis. Senang buanget dapat gratisan ... maklum keluarga mahasiswa. Menurut sejarah, pesisir Lake Wendouree merupakan tempat berkemah suku Wathaurong selama upacara adat. Tempat ini juga menjadi pusat perdagangan (barter hasil perburuan) suku Wathaurong yang tinggal di Ballarat dan sekitarnya. Kanguru, emu dan angsa hitam yang hanya ada di Australia sangat melimpah di Ballarat. Lake Wendouree dan sungai di sekitarnya juga kaya akan ikan salmon, whiting, mullet dan garfish. Kedamaian hidup suku Wathaurong ini sirna ketika kolonial Inggris datang dan merampas tanah adat mereka pada tahun 1835. Bukan hanya merampas hak orang Aborigin, orang Eropa juga menyebarkan penyakit flu dan cacar yang menyebabkan kematian masal suku Wathaurong. Lake Wendouree bukan hanya menjadi saksi bisu keserakahan kolonial Inggris tetapi juga menjadi bukti ganasnya perubahan iklim dan pemanasan global. Pada saat Olimpiade Melbourne tahun 1956, cabang dayung diselenggarakan di Lake Wendouree. Tetapi sekarang danau yang kaya akan sumber daya alam dan punya catatan sejarah panjang ini kering kerontang. Chika dan Caca bahkan sempat berlarian di tengah danau, bukan sulap bukan sihir! "Untung" danau ini ada di Austalia dimana fasilitas umum sangat dilindungi sehingga tidak dikapling-kapling menjadi perumahan mewah.

Cabang Dayung Olimpiade Melbourne 1956, photo didownload dari www.rowinghistory-aus.info
No comments:
Post a Comment