Thursday, December 18, 2008

General Excellence Award

Matahari pagi bersinar cerah, menebarkan udara hangat khas musim panas di Geelong . Hari ini hari terakhir tahun ajaran 2008, hari yang ditunggu-tunggu para pelajar di Victoria. Saat ini Chika duduk di kelas 2 (Year 2) dan Caca di preparation class (persiapan masuk kelas 1). Chika dan Caca sudah tidak sabar menunggu apakah tahun ini akan mendapatkan General Excellence Award (GEA). GEA adalah penghargaan untuk murid terbaik di kelasnya. Kami bersyukur melihat anak-anak berani bermimpi menjadi yang terbaik. Disisi lain, kami tidak tega melihat mereka kecewa ketika gagal. Oleh karena itu, sejak kemarin kami sibuk mempersiapkan Chika dan Caca tentang etika menerima award: kalau berhasil kita bersyukur, kalau gagal kita terima dengan lapang dada, dan yang penting kita tetap bergembira dan memberikan selamat kepada orang lain yang lebih beruntung.

Pengumuman dan penyerahan award di Newcomb Park Primary School biasanya dilakukan di hari terakhir, pada saat general assembly. Penyerahan penghargaanpun dimulai: attendance award, citizen award, sport award, computer award, most improvement award, dan strive for knowledge award. Award tersebut diserahkan oleh Mrs Warren, wakil kepala sekolah. Chika tampak sumringah mengantungi attendance award dan sport award, tetapi wajah doi masih menunggu puncak acara, pengumuman GEA - juara umum! Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba. Dipenghujung acara, Mr McPherson (kepala sekolah) maju ke mimbar mengumumkan GEA untuk setiap kelas. Dan … nama Chika dan Caca disebut. Saya jadi teringat lagu pengiring wisuda pengambilan sumpah dokter hewan di FKH IPB dulu:
... di sore hari yang sunyi
ibuku bertelut, sujud berdo'a
kudengar namaku disebut
dido’a ibuku, namaku disebut.

Monday, December 8, 2008

Idhul Adha, Nasi Kuning dan Christmas Parties

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Allahu Akbar walillah ilham …
Gema takbir, tahlil dan tahmid mengagungkan nama Illahi berkumandang di langit Geelong sejak tadi malam. Pagi ini cuaca cerah suhu 12 derajad Celcius, cukup nyaman untuk berangkat sholat Id ke masjid di Bostock Avenue, Manifold Heights. Berjarak 15 menit dari rumah kami, satu-satunya masjid di Geelong ini menjadi hub bagi kaum muslimin di Geelong dan sekitarnya. Di sini kami bisa silahturahmi dengan saudara-saudara muslim dari Indonesia, Malaysia dan Singapura yang tidak seberapa jumlahnya. Sebagian besar jemaah adalah migran dari Turki dan beberapa negara Timur Tengah lainnya. Yang unik, masjid ini merupakan bekas gereja. Bentuk gereja yang dibangun pada tahun 1839 masih dipertahankan seperti aslinya. Hanya interiornya yang berubah: ruang ganti (sakristi) diubah menjadi tempat untuk mengambil air wudlu. Fungsinya sama, untuk persiapan ibadah. Bangku gereja diganti karpet untuk bersujud memohon ampun kepada Illahi. Altar disulap menjadi mimbar, hanya letaknya agak berubah karena disesuaikan dengan arah kiblat. Masih di Bostock Avenue, sekitar 50 meter dari Masjid Geelong ada sebuah gereja yang masih berfungsi. Subhanallah … sebuah kerukunan hidup beragama yang sangat indah. Seindah Islam yang digambarkan Habiburrahman El Shirazy dalam Ayat-Ayat Cinta - novel pembangun jiwa yang menjadi best seller di tanah air. Kalau kita bisa memahami keindahan Islam seperti yang digambarkan Kang Habib atau yang dilakukan christian community di Bostock Avenue, mungkin Bom Bali, tragedi di Mumbai India, atau kerusuhan antar agama di Nigeria yang baru saja merengut ratusan jiwa tak berdosa, tidak perlu terjadi. Wallahu alam.

Anyway, selepas sholad Id, kami segera bertebaran di muka bumi. Chika dan Caca berangkat ke sekolah, saya ke Laboratorium, dan Novy ke Diversitat. Diversitat adalah community centre di Clarence Street, West Geelong dimana Novy belajar bahasa Inggris bersama migran dari Rusia, Ukraina, Kazakhstan, Italia, Jerman, Jepang, Cina, Iran, Srilangka dan Thailand. Karena hari ini merupakan hari terakhir, aktivitas pelajaran/diskusi diganti dengan Christmas party. Masing-masing orang membawa makanan khas negara asalnya. Novy membuat nasi kuning lengkap dengan ayam goreng, dadar telur, perkedel, mentimum, dan kering kentang …tanpa tempe. Karena tempe susah didapat dan harganya mahal ($20 per kilo), lebih mahal dari rump steak kualitas premium.

Christmas party di Diversitat merupakan awal dari rangkaian panjang festive season di Bulan Desember, termasuk di sekolah Chika & Caca, dan yang paling banyak di Lab tempat saya melakukan riset. Intensitas kerja di Lab juga agak berkurang, hampir seperti suasana bulan puasa di tanah air. Bedanya kalau ramadhan di tanah air sangat kental dengan kegiatan ibadah: puasa, sholat tarawih dan tadarus. Bulan Desember di Aussie identik dengan pesta. Judulnya masih Christmas parties, tetapi lebih kental suasana pestanya dan hampir tanpa sentuhan keagamaan. Paling tidak disetiap Christmas parties yang kami ikuti, tidak pernah ada ritual doa atau khotbah. Saya jadi ingat pepatah di kampung: desa mawa cara negara mawa tata.

Saturday, November 29, 2008

Four Seasons Poem

Winter
Snowflakes fall from the frosty sky.
Children toboggan down a snowy hill, and
ice skate on a glistening, frozen lake.
Warm heaters are turned on after a cold play outside.

Spring
Baby birds are hatching from their eggs.
Butterflies roam gardens.
Flowers bloom to decorate gardens.
Days get warmer every sunny day.

Summer
Rosy, ripe apples are picked in orchards.
Splash, swim and have fun in a nice cool pool.
Surf the big waves at Bells Beach.
Choc-chip ice creams are sold in hot, sunny days.

Autumn
Bears prepare to hibernate.
Red, brown, gold and yellow are colours of gardens.
Jump in the colorful, crunchy leaves.
Colorful trees make a good background on photos.

(By Chika Sunarto)

Thursday, November 27, 2008

HIPPY Graduate

Hari ini Caca lulus program Hippy. Hippy Australia merupakan salah satu program pemerintah federal untuk mempersiapkan anak-anak prasekolah agar mereka lebih mudah beradaptasi ketika masuk sekolah. Program ini berlangsung selama dua tahun, dimulai sejak anak masuk TK umur 4 tahun sampai mereka selesai preparation class di SD, umur 6 tahun. Yang menarik dari program ini adalah orang tuanya sendiri yang menjadi guru bagi anak-anaknya. Setiap minggu selama satu jam, seorang mentor dari Hippy datang ke rumah untuk melatih orang tua tentang program literacy, numeracy, logical thinking, problem solving, spatial concepts, story comprehension, visual & auditory discrimination. Bahan-bahan pelajaran tersebut nantinya akan dipakai orang tua untuk bermain Hippy bersama anak selama satu minggu. Biasanya permainan Hippy dilakukan secara rutin setiap hari selama 15-20 menit. Karena disubsidi pemerintah, peserta Hippy hanya membayar $1 per minggu sekedar untuk mengganti biaya alat peraga.

Keuntungan ikut program Hippy antara lain orang tua punya waktu khusus untuk bermain sambil belajar bersama anak (one on one) sehingga memperkuat ikatan emotional antara keduanya. Orang tua juga lebih tahu perkembangan kognitif anak, dan mengenal kelebihan dan kelemahan anak. Bagi Caca, program ini juga sangat membantu ketika doi masuk sekolah, antara lain ia sangat mudah beradaptasi di sekolah dan sudah terbiasa dengan konsep bermain sambil belajar. Walaupun bukan menjadi tujuan utama program Hippy, tetapi Hippy graduate biasanya lebih aktif dan menonjol di kelas.

Friday, November 14, 2008

10th Wedding Anniversary

WOW! I had the most wonderful weekend. On Friday after school, I got ready for my swimming lessons. When we arrived at Splashdown, we had a little play because it wasn’t time for my lessons yet. When we had my lessons, we learned lots of new things. My new teacher is called Tracey. When my lessons finished we got dressed, after that, we went home. When we arrived at home dad was taking a shower. Then we got ready for the sleepover. When we arrived at my dad’s friend’s house, we said “Hello” to Ken and Rosalie. We got the Marble Machine and built a tower, after that we put marbles at the top of the tower and it went down. After dad and mum went home, we had pizza. Mum and dad were going to the cinema; the movie was called The Forbidden Kingdom. It was mum and dad 10th wedding anniversary, so they wanted the night together. Meanwhile at Ken and Rosalie’s house I had pizza. It was a Seafood Pizza. It was DELICIOUS! After we had pizza, we watched the news. We had chocolate wedge for dessert. Then we watched the movie of the 12 Dancing Princesses. But it took a while to set it up. We went to bed at 10 o’clock. When we went to bed, I straight away closed my eyes because I was so TIRED! (By Chika Sunarto)

Tulisan di atas adalah catatan kecil yang ditulis Chika di Journal Writing sekolah. Cerita yang lugas, polos dan sederhana sekali, tetapi sangat menyentuh bagi kami, mengingat usia Chika yang belum genap 8 tahun. Di hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-10 (Juli 2008), Chika dan Caca menginap sendirian di rumah salah satu pembimbing saya. Kami sudah sangat senang melihat mereka bisa menikmati bermalam di keluarga Aussie, sehingga kami bisa night out berdua saja. Betapa gembiranya kami ketika kemarin kami temukan tulisan Chika tsb diatas di Journal Writing-nya.

Saya juga mendapat kado puisi istimewa dari mantan pacar (sekarang istri saya):

10 TAHUN PERKAWINAN
Aku… hanya sekedip sinar
Yang datang di kehidupanmu ,
Seperti bintang kecil di langit malam.

Engkau… seperti sayap yang mengepak,
serta merangkum membawa semua hatiku.

Kita… adalah kata yang tercipta
ketika cinta datang memenuhi panggilannya.

Cinta…

itu yang selalu ingin kurasa
‘tuk merangkum semua harapanku
Rinduku
Percayaku
Kepasrahan serta maafku.

Kucoba memandang 10 tahun jejak kaki kita tanpa sesal
Kucoba menerimanya tanpa pernah aku mengerti
Kucoba menerimanya tanpa pernah ingin kuingkari.

Kucoba
Kaucoba
Kita coba
Karena yakin selalu ada CINTA.